Tanggapi Sikap Gus Miftah, Video Tuan Guru Batak Ditonton 1,9 Juta Kali

REDAKSI MEDAN

- Redaksi

Sabtu, 7 Desember 2024 - 01:47 WIB

5071 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Medan

Keputusan Miftah Maulana Habiburahman, atau yang dikenal sebagai Gus Miftah, untuk mengundurkan diri dari jabatan sebagai Utusan Khusus Presiden menjadi perhatian luas.

Langkah ini dilakukan setelah kontroversi video yang menunjukkan dirinya melontarkan candaan terhadap seorang penjual es teh dengan kata-kata yang dianggap merendahkan.

Video tersebut tak hanya memicu kritik publik, tetapi juga menjadi sorotan tokoh-tokoh penting, termasuk Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.

Di tengah polemik ini, ulama karismatik asal Sumatera Utara, Tuan Guru Batak (TGB) Syekh Dr. H. Ahmad Sabban elRahmaniy Rajagukguk MA., memberikan tanggapan melalui video di akun media sosialnya.

Video tanggapan TGB yang membahas sikap Gus Miftah telah ditonton lebih dari 1,9 juta kali dalam dua hari, dengan ribuan komentar yang mendukung dan merefleksikan pandangan sang ulama.

Candaan dan Tawa yang Menggores Luka

Dalam unggahan video berdurasi singkat tersebut, Tuan Guru Batak menyoroti pernyataan Gus Miftah yang melabeli penjual es teh dengan kata “goblok”.

Ia menilai bahwa candaan seperti itu, apalagi diiringi tawa para pendakwah lainnya, telah melukai banyak hati, termasuk kalangan netizen yang turut mengecam sikap tersebut.

“Betapa miris menyaksikan video itu. Di panggung mulia, seorang pendakwah justru terlihat tidak menjaga adab. Lisan yang seharusnya menjadi contoh baik malah melukai,” ungkap TGB dalam refleksi spiritualnya.

Ia juga menambahkan bahwa seorang tokoh agama memiliki tanggung jawab moral yang besar untuk menjaga lisan dan sikap, terlebih dalam posisi publik seperti Gus Miftah yang sebelumnya diamanahkan sebagai Utusan Khusus Presiden di bidang kerukunan, moderasi, dan toleransi.

Respon Publik Mengalir Deras

TGB menyebutkan bahwa sikap Gus Miftah tidak hanya mencederai hubungan antarmanusia, tetapi juga menunjukkan kurangnya penghormatan terhadap profesi sederhana seperti penjual es teh.

Ia mengingatkan bahwa kesombongan dan penghinaan terhadap sesama manusia bertentangan dengan ajaran agama dan nilai kemanusiaan.

Publik pun merespon dengan berbagai cara, mulai dari komentar di media sosial hingga petisi yang mendesak Gus Miftah untuk mundur.

Gerakan ini mendapat perhatian luas, termasuk dari kalangan tokoh nasional hingga internasional. Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, bahkan secara terbuka menyayangkan sikap Gus Miftah yang dianggap tidak mencerminkan nilai-nilai Islami.

Pelajaran dari Peristiwa Gus Miftah

Dalam videonya, TGB juga menyampaikan bahwa peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak.

Ia menegaskan bahwa profesi atau status seseorang, sekecil apapun, tidak boleh dipandang rendah. Sebaliknya, rasa syukur dan penghormatan terhadap sesama harus selalu dijaga.

“Betapa mudah bagi Allah untuk meninggikan yang rendah dan merendahkan yang tinggi. Apa yang kita ucapkan bisa menjadi berkah, tetapi juga bisa menjadi musibah,” pesan TGB.

Gus Miftah sendiri telah meminta maaf atas insiden ini, mengundurkan diri dari jabatannya dengan kerendahan hati, dan menyebut keputusan tersebut sebagai hasil dari proses istikharah.

Namun, polemik ini masih menyisakan perdebatan panjang di tengah masyarakat.

TGB menutup tanggapannya dengan mengingatkan para tokoh agama, da’i, dan ustaz untuk selalu berhati-hati dalam bersikap.

Ia menyebutkan bahwa popularitas dan kedudukan hanyalah sementara, dan pada akhirnya adab dan akhlaklah yang akan menjadi penilaian utama.

“Jadikan kisah ini sebagai iktibar. Jagalah lisanmu. Karena dari lisannya seseorang dimuliakan, dan dari lisannya pula seseorang dihinakan,” tutup TGB dalam kajian hikmah yang telah menginspirasi banyak orang.

Peristiwa ini, menurutnya, menjadi pengingat bagi umat manusia bahwa kemuliaan sejati tidak terletak pada status sosial, melainkan pada ketulusan hati dan penghormatan terhadap sesama. (hasan)

Berita Terkait

FGD terkait Transportasi Online, minta Stakeholder Perhatikan Nasib Driver Online
Kolaborasi Dengan MUI Sumut Rutan I Medan Adakan Pelatihan Fardu Kifayah Bagi Warga Binaan
38 Warga Binaan Rutan Kelas I Medan Dapat Remisi Khusus Waisak 2025
Berita Hoaks Sebuah Media Online Coba Cemarkan Nama Baik Rutan Labuhan Deli
Rutan Labuhan Deli Gelar Razia Rutin Insidentil, Jaga Komitmen Bersih dari Halinar
Peringati Waisak 2025, Lapas Perempuan Bandung Berikan Remisi Khusus kepada Warga Binaan
Sebanyak 347 Warga Binaan Pemasyarakatan di Sumatera Utara Terima Remisi Khusus Waisak 2025
Karutan Kelas I Medan Andi Surya Laksanakan Pengajian Jumat Bersama Petugas Muslim : Menyejukkan Hati, Memperkuat Iman

Berita Terkait

Jumat, 16 Mei 2025 - 11:23 WIB

FGD terkait Transportasi Online, minta Stakeholder Perhatikan Nasib Driver Online

Kamis, 15 Mei 2025 - 13:00 WIB

Kolaborasi Dengan MUI Sumut Rutan I Medan Adakan Pelatihan Fardu Kifayah Bagi Warga Binaan

Selasa, 13 Mei 2025 - 14:27 WIB

38 Warga Binaan Rutan Kelas I Medan Dapat Remisi Khusus Waisak 2025

Senin, 12 Mei 2025 - 18:28 WIB

Berita Hoaks Sebuah Media Online Coba Cemarkan Nama Baik Rutan Labuhan Deli

Senin, 12 Mei 2025 - 18:17 WIB

Rutan Labuhan Deli Gelar Razia Rutin Insidentil, Jaga Komitmen Bersih dari Halinar

Minggu, 11 Mei 2025 - 14:17 WIB

Sebanyak 347 Warga Binaan Pemasyarakatan di Sumatera Utara Terima Remisi Khusus Waisak 2025

Minggu, 11 Mei 2025 - 05:29 WIB

Karutan Kelas I Medan Andi Surya Laksanakan Pengajian Jumat Bersama Petugas Muslim : Menyejukkan Hati, Memperkuat Iman

Minggu, 11 Mei 2025 - 01:15 WIB

Rutan I Medan Ikuti Rapat Anev Kinerja Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan

Berita Terbaru