Juhar Tanah Karo Sumut ZOOMnews–
Beberapa hari yang lalu curah hujan sangat lebat mengguyur daerah Tanah Karo. Beberapa desa mengalami bencana alam (longsor) dan banjir bandang. Pohon kayu bertumbangan menutup akses menuju desa desa. Sebagian menghambat perjalanan atau tidak bisa di lewati
“Informasi dari seorang warga Desa Katawaren A Pinem(40) yang diterima oleh tim media online ZOOMnews, 09 Oktober 2024,; pukul 18²⁰wib mengatakan; telah terjadi longsor dan banjir bandang mengakibatkan jalan menuju Desa Lau Kidupen dan Desa Katawaren Kecamatan Juhar Kabupaten Tanah Karo, terputus, dan seorang ibu rumah tangga belum pulang ke rumah walaupun hujan telah reda.
“Kapolsek Juhar AKP A Nainggolan SH, dan beberapa anggotanya langsung bergerak menuju lokasi longsor yang dilaporkan warga Desa Katawaren. Mereka bahu membahu dan bekerja keras membuka akses jalan dari Desa Juhar (titik longsor) menuju Desa Katawaren dan Lau Kidupen. Namun usaha belum membuahkan hasil karena terkendala kurang peralatan. Alat berat pun belum ada dan sambil menunggu bantuan dari BNPB dan tim SAR. Kamis 10/10/2024 jam 23⁰⁰wib.
“Masyarakat pun sebagian bertanya tanya tentang BNPB maupun tim SAR yang di tunggu tunggu untuk mencari ibu rumah tangga yang belum tahu keberadaannya. Sangat disayangkan, harapan agar segera dapat pertolongan dan bantuan dari BNPB dan Basarnas tidak kunjung tiba. Tim BNPB tiba di lokasi pengungsian warga Desa Katawaren di Rumah Sekolah SD Juhar Printe atau Belakang kantor Koramil 07/JH, setelah tenggang waktu sekitar 24jam daripada waktu terjadinya longsor dan banjir bandang.
“Pinem 50thn warga Desa Lau Kidupen mengatakan; ada seorang ibu rumah tangga yang bernama Murniati beru Ginting (+-55)thn belum kelihatan (hilang) sampai sekarang; kata Pinem. Jumat 11/10/2024 pukul 17⁰⁰wib.
“Murniati setiap hari beraktifitas ke ladang. Waktu sebelum terjadinya longsor, sekitar jam 17 sore, Murniati diajak anaknya (Pola-Sembiring) untuk pulang kerumah karena beberapa hari ini , setiap sore curah hujan agak lebat. Namun Muniarti mengatakan kepada anaknya agar duluan pulang dan dia akan menyusul belakangan.
“Sekitar jam 17³⁰wib hujan turun begitu lebat. Air hujan lewat di tengah tengah dan samping atau pinggiran Desa Lau Kidupen begitu besar (air bah) akibat curah hujan yang cukup deras.
“Beberapa jam kemudian hujan mulai reda, namun air yang turun dari atas pegunungan tidak langsung serta merta berhenti. Sekitar satu jam kemudian hujan berhenti namun orang tua Pola Sembiring itu (Murniati beru Ginting) belum juga pulang ke rumah.
“Pola dan beberapa warga Desa Lau Kidupen melakukan pencarian ke beberapa lokasi. Masyarakat yang ikut mencarinya, dan memanggil manggil nama ibu iitu (Murniati). Sekitar dua jam warga mencari ibunda tapi sama sekali tiadak ada tanda tanda keberadaannya.
Save
BNPB & Basarnas KONOHA
(NABA)